Yang menyebabkan titanic patah adalah rendahnya standar paku sumbat dan keling pada lempengan logam yang menempel pada rangka.
Di samping hal itu titanic membutuhkan sekitar 3 juta paku keeling.
Yang mana pada pemasangannya dibutuhkan orang yang benar - benar ahli,
tapi ternyata tidak titanic dikerjakan oleh para pandai besi yang kurang
berpengalaman. Besi harus dipanaskan sampai berwarna merah dan ditempa
dengan kombinasi pukulan besi hingga meleleh. Pekerjaan yang tanggung,
dapat menimbulkan masalah. Mengeling dengan manual begitu rumit yang
mana kapal titanic yang begitu besar. Hal ini menyebabkan lapisan bagian
kapal mudah lepas oleh desakan air laut yang dingin.
Dugaan bahwa Titanic sudah melakukan tindakan menghindar ke kiri 450 meter sebelum gunung es, dengan kecepatan 25 knot akan menyebabkan gaya tekan senilai 14.000 Psi pada paku sumbat. Namun ketika diuji baru 9000 Psi paku sumbat yang dipakai oleh peneliti telah mengalami patah. Hal yang mengagetkan lagi bahwa setelah dilakukan uji elektron rongga yang terbentuk didalam paku yang mengakibatkan pecahnya tersebut lebih besar di paku bekas bangkai Titanic. Banyak kerusakan ke bagian belakang kapal ditujukan ke kerusakan implosi. Implosi memaksudkan bahwa desakan eksternal dari air laut mengatasi tekanan udara internal dan kemudian didalam struktur mengalami kegagalan. Penekanan yang terjadi pada lempeng material pada satu titik kritis dimana kapal ini berawal terjadi terpisah.
Pada baja terdapat perbedaan harga impak. Harga impak baja lebih tinggi menunjukkan bahwa ketangguhan baja lebih tinggi. Ketangguhan adalah kemampuan material untuk menyerap energy dan berdeformasi plastis hingga patah.
Selain suhu, hal lain yang mempengaruhi harga impak suatu material adalah kadar karbonnya. Material yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan lebih getas. Hal ini akan mempengaruhi harga impaknya dan temperature transisi. Material yang memiliki kadar karbon tinggi akan memiliki temperature transisi yang lebih panjang jika dibandingkan dengan material yang memiliki kadar karbon rendah. Temperatur transisi yang berbeda-beda ini akan mempengaruhi ketahanan material terhadap perubahan suhu. Material yang memiliki temperature transisi rendah maka material tersebut tidak akan tehan terhadap perubahan suhu.
Pada pembebanan, terjadi proses penyerapan energy yang besar. Penyerapan energy ini akan diubah menjadi berbagai respon material seperti deformasi plastis, efek hysteresis, dan inersia.Ketika diberikan pembebanan dengan strain rate yang tinggi material tersebut tidak sempat untuk mempertahankan bentuknya dan akhirnya patah. Jadi dapat disimpulkan bahwa memang paku sumbatlah penyebab utama.
Faktor Menyebabkan kapal titanic patah adalah:
Pada paku besi sumbat dan keeling yang tidak sesuai standar.dengan kadar rendah, Solusinya agar mengunakan baja yang paduan dari besi dengan kadar karbon melebihi 2% (besi tuang)
Kekuatan dari lempengan material tidak mampu menahan suhu dingin
Dimana material yang gagal karena tarik pada harga rengangan yang relatif rendah (bahan getas)
Ketika diberi pembebanan dengan strain rate yang tinggi material tidak dapat mempertahankannya.
Dugaan bahwa Titanic sudah melakukan tindakan menghindar ke kiri 450 meter sebelum gunung es, dengan kecepatan 25 knot akan menyebabkan gaya tekan senilai 14.000 Psi pada paku sumbat. Namun ketika diuji baru 9000 Psi paku sumbat yang dipakai oleh peneliti telah mengalami patah. Hal yang mengagetkan lagi bahwa setelah dilakukan uji elektron rongga yang terbentuk didalam paku yang mengakibatkan pecahnya tersebut lebih besar di paku bekas bangkai Titanic. Banyak kerusakan ke bagian belakang kapal ditujukan ke kerusakan implosi. Implosi memaksudkan bahwa desakan eksternal dari air laut mengatasi tekanan udara internal dan kemudian didalam struktur mengalami kegagalan. Penekanan yang terjadi pada lempeng material pada satu titik kritis dimana kapal ini berawal terjadi terpisah.
Pada baja terdapat perbedaan harga impak. Harga impak baja lebih tinggi menunjukkan bahwa ketangguhan baja lebih tinggi. Ketangguhan adalah kemampuan material untuk menyerap energy dan berdeformasi plastis hingga patah.
Selain suhu, hal lain yang mempengaruhi harga impak suatu material adalah kadar karbonnya. Material yang memiliki kadar karbon yang tinggi akan lebih getas. Hal ini akan mempengaruhi harga impaknya dan temperature transisi. Material yang memiliki kadar karbon tinggi akan memiliki temperature transisi yang lebih panjang jika dibandingkan dengan material yang memiliki kadar karbon rendah. Temperatur transisi yang berbeda-beda ini akan mempengaruhi ketahanan material terhadap perubahan suhu. Material yang memiliki temperature transisi rendah maka material tersebut tidak akan tehan terhadap perubahan suhu.
Pada pembebanan, terjadi proses penyerapan energy yang besar. Penyerapan energy ini akan diubah menjadi berbagai respon material seperti deformasi plastis, efek hysteresis, dan inersia.Ketika diberikan pembebanan dengan strain rate yang tinggi material tersebut tidak sempat untuk mempertahankan bentuknya dan akhirnya patah. Jadi dapat disimpulkan bahwa memang paku sumbatlah penyebab utama.
Faktor Menyebabkan kapal titanic patah adalah:
Pada paku besi sumbat dan keeling yang tidak sesuai standar.dengan kadar rendah, Solusinya agar mengunakan baja yang paduan dari besi dengan kadar karbon melebihi 2% (besi tuang)
Kekuatan dari lempengan material tidak mampu menahan suhu dingin
Dimana material yang gagal karena tarik pada harga rengangan yang relatif rendah (bahan getas)
Ketika diberi pembebanan dengan strain rate yang tinggi material tidak dapat mempertahankannya.