Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga
bagian/sistem utama, yaitu;
a) sistem bahan bakar (fuel system),
b) sistem kontrol elektronik (electronic control system),
dan
c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction system).
Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah
ini. Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada
setiap jenis sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan,
tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin
yang lebih optimal pula. Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI
(misalnya sensor-sensor), maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk
mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai dengan kondisi kerja
mesin akan semakin sempurna.
Macam macam sistem dalam EFI :
a. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk
menyalurkan bahan bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump),
pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang
penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan
injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk
menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan /menginjeksikan bahan
bakar.
Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap
pompa bahan bakar.
2) Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar
dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih
banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan
bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah¬ubah.
3) Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di
dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra
X 125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi). Bila
bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar
melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2, 43 psi)) pressure regulator mengembalikan bahan
bakar ke dalam tangki.
4) Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari
tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat
dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
5) Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk
(intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke
throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan
nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM
(Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).
Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU
memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian
tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga mampu
menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup jarum) dari dudukannya,
sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari
injektor.
b. Sistem Kontrol Elektronik
Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa
sensor (pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP
(Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank angle
sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada
sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan
komponen¬komponen tambahan seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier
yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain.
Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket
dihubungkan dengan engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem
kontrol elektronik antara lain sebagai berikut;
1) ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data
yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi
yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara,
suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi
katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi
yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5
volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah
tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor
bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke
solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping
mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian.
2) MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan
sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake
manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake
manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang
dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang
dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.
3) IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke
ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake
manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah
menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.
4) TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU
berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi
yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang
mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan
potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada
setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi
katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah
elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan
pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih
bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke
ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara
elektronis.
5) Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU
berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin. 6) Bank angle sensor;
merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem
EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman
saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 550
Gambar Bank Angle Sensor dan Posisi Sudut Kemiringan Sepeda
Motor
Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU
saat sepeda motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan
membuat ECU memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil
pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda
motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem
pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan walaupun kunci kontak
masih dalam posisi ON.
Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan
sepeda motor. Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka
informasi yang dikirim ke ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga
komponen di atas. Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang
menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung
(walau kemiringannya melebihi 550), ECU tidak meng-OFF¬kan ketiga komponen
tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang membuat sudut
kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda
motor.
Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor
sudah mencapai 550, tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih
mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya masih di bawah 550 sehingga ECU tidak
meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih
terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem EFI, seperti sensor posisi
camshaft/poros nok, (camshaft position sensor) untuk mendeteksi posisi poros
nok agar saat pengapiannya bisa diketahui, sensor posisi poros engkol
(crankshaft position sensor) untuk mendeteksi putaran poros engkol, sensor air
pendingin (water temperature sensor) untuk mendeteksi air pendingin di mesin
dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih
sederhana, tidak semua sensor dipasang.
c. Sistem Induksi Udara
Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini
antara lain; air cleaner/air box (saringan udara), intake manifold, dan
throttle body (tempat katup gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan
sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.