Seperti diketahui, beberapa produsen kendaraan di Indonesia
telah lama mengaplikasikan Mesin EFI (Electronic Fuel Injection) pada
produknya, termasuk merek Astra Group. Namun kita yang masih awam barangkali
hanya sedikit tahu tentang apa itu EFI, apa kelebihannya. Mesin EFI adalah
mesin yang dilengkapi piranti EFI atau Elecronic Fuel Injection, menggantikan
sistem karburator.
Pada karburator, bensin dari tangki disalurkan ke ruang
pelampung dalam karburator melalui pompa bensin (mekanis/elektrik) dan saringan
bensin. Selanjutnya bensin masuk ke mesin melalui lubang jet dalam ruang
venturi (ruang untuk menambah kecepatan aliran udara masuk ke mesin). Sehingga
jumlah bensin yang masuk tergantung pada kecepatan aliran udara yang masuk dan
besar lubang jet.
Pada EFI, bensin diinjeksikan ke dalam mesin menggunakan
injektor dengan waktu penginjeksian (injection duration and frequency) yang
dikontrol secara elektronik. Injeksi bensin disesuaikan dengan jumlah udara
yang masuk, sehingga campuran ideal antara bensin dan udara akan terpenuhi
sesuai dengan kondisi beban dan putaran mesin. Generasi terbaru EFI dikenal
dangan sebutan Engine Management System (EMS), yang mengontrol sistem bahan
bakar sekaligus juga mengatur sistem pengapian (duration, timing, and frequency
of ignition).
Tujuan pengaplikasian sistem EFI adalah meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan bakar (fuel efficiency), kinerja mesin lebih
maksimal (optimal engine performance), pengendalian/pengoperasian mesin lebih
mudah (easy handling), memperpanjang umur/lifetime dan daya tahan mesin
(durability), serta emisi gas buang lebih rendah (low emissions).
Lantas bagaimana prinsip kerja sistem EFI? Jumlah
aliran/massa udara yang masuk ke dalam silinder melalui intake manifold diukur
oleh sensor aliran udara (air flow sensor), kemudian informasikan ke ECU
(Electronic Control Unit). Selanjutnya ECU menentukan jumlah bahan bakar yang harus
masuk ke dalam silinder mesin. Idealnya untuk setiap 14,7 gram udara masuk
diinjeksikan 1 gram bensin dan disesuaikan dengan kondisi panas mesin dan udara
sekitar serta beban kendaraan. Bensin dengan tekanan tertentu (2-4 kali tekanan
dalam sistem karburator) telah dibangun oleh pompa bensin elektrik dalam sistem
dan siap diinjeksikan melalui injektor elektronik.
ECU akan mengatur lama pembukaan injektor, sehingga bensin
yang masuk ke dalam pipa saluran masuk (intake manifold) melalui injektor telah
terukur jumlahnya. Bensin dan udara akan bercampur di dalam intake manifold dan
masuk ke dalam silinder pada saat langkah pemasukan. Campuran ideal siap
dibakar.
Kemudian, mengapa campuran bensin dan udara harus
dikendalikan? Kalau tidak dikendalikan, akan menimbulkan kerugian. Jika
perbandingan udara dan bahan bakar tidak ideal (tidak dikendalikan) menjadikan
bensin boros pada campuran yang terlalu banyak bensin. Selain itu, pembakaran
tidak sempurna, akibatnya emisi gas buang berlebihan dan tenaga tidak optimal
karena energi kinetis yang dihasilkan pun tidak maksimal. Kerusakan mesin pada
jangka pendek maupun jangka panjang lebih cepat terjadi. Kemudian, beban kerja
mesin dan kondisi lingkungan (suhu dan tekanan) yang variatif akan memerlukan
pengaturan relatif kompleks. Sistem EFI lebih mampu mengatasi kondisi variatif
ini secara optimal dibandingkan sistem karburator
Sesuai dengan namanya, pada dasarnya sistem EFI (Electronic
Fuel Injection) mengatur, mengontrol dan mengawasi jumlah bensin yang harus
masuk ke dalam silinder dengan cara mengatur waktu dan frekuensi penginjeksian
bensin (injection duration and frequency). Generasi lebih baru EFI dikenal
dangan sebutan Engine Management System (EMS), selain mengontrol sistem bahan
bakar sekaligus juga mengatur sistem pengapian (ignition duration, timing, and
frequency).
Mesin EFI, sebagaimana diaplikasikan pada produk merek Astra
Group, memiliki beberapa kegunaan. Bahan bakar lebih hemat karena bensin
terpakai sesuai dengan jumlah kebutuhan ideal mesin, akselerasi lebih
responsif, dan pembakaran mesin berlangsung optimal pada semua kondisi kerja
mesin. Dilengkapi pula fault code indicator (gambar mesin di dasbor), yang akan
menyala ketika ada kerusakan pada komponen EFI, sehingga kerusakan segera
diketahui dan di perbaiki. Kemudian juga pembakaran lebih bersih, mesin lebih
bertenaga, lebih awet dan emisi gas buang lebih rendah.
Meski mesin EFI memiliki keunggulan, bukan berarti tidak
menurun performanya. Untuk mempertahankan performa mesin EFI, lakukanlah
penggantian pelumas mesin secara teratur. Keterlambatan bisa merusakkan mesin,
sehingga kinerja mesin akan menurun meskipun sistem EFI bekerja normal.
Lakukan pemeriksaan filter/saringan udara, bersihkan
sesering mungkin dan ganti bila perlu. Periksa filter bahan bakar, ikuti buku
petunjuk atau setidaknya setiap 10.000 km, lakukan tes aliran bahan bakar, bila
kurang dari standar sebaiknya diganti.
Periksa secara seksama semua jaringan listrik (kabel dan
konektornya), pastikan semuanya baik dan bersih, ganti bila sudah mulai
kotor/berkarat. Penggantian busi sebaiknya diganti setiap 10.000-15.000 km atau
ikuti buku petunjuk. Busi yang tidak baik menyebabkan pembakaran tidak
sempurna.
Siapkan selalu relay dan sekering cadangan untuk fuel pump
dan extra-fan di dalam kendaraan. Gunakan bensin dengan oktan yang sesuai
dengan kebutuhan mesin, sabaiknya gunakan bensin premix atau super TT (oktan
cukup).
Sedikitnya ada 3 faktor dominan yang mempengaruhi kinerja
mesin EFI. Campuran bensin dan udara yang tepat sesuai dengan kondisi kerja
mesin. Hal ini sebagian sudah dijelaskan pada edisi sebelumnya. Pada prinsipnya
sistem EFI mampu menyediakan campuran dalam jumlah dan perbandingan yang tepat
sesuai dengan kondisi kerja mesin. Sebagai indikator campuran tersebut adalah
nilai lambda yang terlihat saat dilakukan pengukuran gas buang.
Contohnya, pada saat putaran mesin konstan maka
lambda = 1 (campuran ideal). Lalu pada saat akselerasi (putaran meningkat)
nilai lambda kurang daripada 1 (campuran kaya), dan pada saat deselerasi (putaran
menurun) nilai lambda lebih dari 1 (campuran kurus). Campuran bensin dan udara
yang tidak tepat dapat mengakibatkan masalah. Misalnya, kinerja mesin menurun,
kerak cepat menumpuk dalam ruang bakar, dan pemborosan bensin.