Tips
Setting Klep Sepeda Motor (Honda)
Peringatan : setelan klep yang benar atau salah akan mempengaruhi terhadap
performa mesin Sepeda Motor.
Berikut ini cara-cara ringkas yang tepat menyetel klep pada Sepeda Motor Honda.
1. Persiapkan alat-alat antara lain:
• • Obeng (-) besar
• • Kunci T 17 (untuk motor Supra X 125/Karisma)
• • Kunci T 14 (untuk motor Supra Fit, Tiger)
• • Ring 8-9 (untuk motor tipe bebek)
• • Ring 10-11 (untuk motor tipe Sport)
• • Ring 17 (untuk motor tipe Sport)
• • Ring 24 (untuk motor tipe bebek)
• • Fuller gauge 1set
• • Valve Adjusting wrech (kunci klep)
2. Buka kedua tutup klep (In dan Ex) dengan menggunakan kunci Ring 17(tipe
bebek) atau Kunci Ring 24(tipe Sport)
3. Awalnya posisikan agar kondisi valve bebas atau posisi piston pada Titik
Mati Atas (TMA), dengan cara buka tutup magnet pada blok mesin kiri dengan
menggunakan Obeng (-) besar (ada 2 buah ), pergunakan kunci Ring 14/17 untuk
memutar poros engkol berlawanan dengan jarum jam,
4. Sambil memutar poros engkol, perhatikan pada saat valve In bergerak, lihat
pada lubang kecil di blok magnet, posisikan tanda T pada garis lurus di lubang
kecil blok magnet,
5. Kemudian pegang dan gerak-gerakkan kedua klep untuk memastikan keduanya
sudah dalam posisi bebas,
6. Jika langkah diatas sudah benar, maka lakukan penyetelan valve dengan ukuran
untuk tiap-tiap motor sbb:
• • Tipe Sport (Tiger,Mega Pro,GL Pro,Phantom) ukuran = 0,10mm (±0,01mm).
• • Tipe Bebek (Supra Fit, Grand, Legenda, Supra X, Win, GL 100) ukuran celah
klep = 0,05mm (±0,01mm).
• • Tipe Bebek (Supra X 125, Karisma, Kirana) ukuran celah klep = 0,03mm
(±0,01mm)
• • Tipe Matic (Vario) ukuran celah klep ( Klep In : 0,15mm (±0,01mm) Klep Ex :
0,26mm (±0,01mm) )
Cara penyetelannya adalah, kendorkan mur pengikat tappet adjuster (baut stelan
klep) dengan menggunakan Ring 8-9 / 10-11,
1. Lalu letakkan Fuller gauge sesuai ukuran celah klep kedalam ujung batang
klep, putar tappet adjuster(baut stelan klep) sampai terasa apabila fuller
gauge di tarik terasa seret dan apabila didorong tidak bisa,
2. Kemudian keraskan lagi mur stelan klep dan cek ulang hasil stelan klep tadi,
sampai hasilnya tepat, (bila fuller gauge terasa ditarik seret dan di dorong
tidak bisa),
3. Tutup kembali semua komponen yang tadi dibuka kemudian rasakan hasilnya.
MANTAP!Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.
Pengetahuan Tentang Busi
________________________________________
Tipe-Tipe Busi :
- Busi Standart
Busi standar dipakai pada mesin bensin, kendaraan roda-4 (mobil), maupun
kendaraan roda-2 (motor) untuk pemakaian sehari—hari
- Busi Resistor
Sistem Kelistrikan pada kendaraan dengan teknologi digital atau elektronik
(EFI) dengan arus kecil dengan terganggu dengan pemakaian busi standard,
Gangguan tersebut juga bisa dirasakan pada televisi dan radio akibat
interfrensi gelombang
-Busi Platinum (ZU)
Busi platinum dirancang untuk pemakaian sehari-hari maupun untuk racing. Dengan
daya hantar platinum yang lebih baik, menjamin unjuk kerja mesin lebih baik
walaupun pada suhu tinggi dan beban berat.
Kebutuhan tegangan busi platinum juga lebih kecil dibanding busi standar
sehingga memberikan kemudahan start.
-Busi Iridium
Busi Iridium adalah busi generasi baru dengan ujung elektroda positif
berdiameter 0,7 mm untuk pemakaian standar dengan umur pemakaian lebih panjang.
Sedangkan diameter 0,4 mm merupakan yang terkecil didunia dipakai untuk
kecepatan tinggi atau balapan.
Bahan ujung inti elektroda yang digunakan adalah campuran Iridium dan Rhodium
(Iridium alloy).
Keiistimewaan Busi Iridium antara lain dapat menambah campuran bahan bakar
udara yang miskin sehingga meningkatkan performa pembakaran baik pada kondisi idle
maupun saat berkendara.
Kebutuhan tegangan juga lebih baik disetiap kondisi, demikian juga dengan daya
akselerasinya.
info teknik:
Untuk menghasilkan unjuk kerja busi yang baik, diperlukan pemasangan yang baik
pula. Pemasangan busi yang salah dapt merusak busi ataupun mesin.
Prosedure :
- pasang busi menggunakan tangan sampai putaran maksimal
- lanjutkan dengan menggunakan kunci busi sebesar setengan putaran
- bila menggunakan kunci mpment, perhatikan tabel di bawah ini
8 mm 0.8 ~1.0 kg.m
10 mm 1.0~1.2 kg.m
12 mm 1.5~2.0 kg.m
14 mm 2.0~2.5 kg.m
18 mm 3.0~4.0 kg.m
Tingkat Panas Busi
Tingkat panas busi adalah kemampuan busi dalam menyerap & membuang panas.
Menurut tingkat panasnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu Busi Dingin & Busi
Panas.
Tingkat panas busi ditunjukan dengan nomor tingkat panasnya.
Kondisi Busi Normal:
-Insulator terlihat coklat atau keabu-abuan. Hanya sedikit terdapat bekas
pembakaran yang menutupi electroda-electrodanya.
-Mudah dihidupkan, juga pada putaran mesin tinggi ataupun rendah, mesin bekerja
dengan baik.
Kondisi Busi Abnormal:
-KOTORAN OLEH KARBON (CARBON FOULING)
Ciri: Insulator dan elektroda tertutup oleh lapisan serbuk karbon kering
berwarna hitam.
Kondisi Mesin: Mesin susah dihidupkan, mesin tidak stabil pada kecepatan
rendah. Penambahan kecepatan tidak bekerja lagi, dan terjadi mesin mati.
Penyebabnya:
1. Kesalahan pemakaian nomor tingkat panas busi.
2. Campuran bahan berlebihan (Karburator banjir).
3. Saringan udara tersumbat (kotor)
4. Bahan bakar tidak baik mutunya
5. Terlalu lama dipakai pada kecepatan rendah
6. Cuk tidak pada posisi off
7. Kelambatan pada waktu penyalaan
Solusi:
1. Penggunaan bahan bakar yang baik
2. Diperlukan perbaikan (service).
3. Gantilah busi dengan nomor tingkat panas busi yang setingkat lebih panas
(nomor kecil)
-KOTORAN OLEH OLI (OIL FOULING)
Ciri: Basah oleh oli yang melapisi permukaan insulator dan elektroda. Kelihatan
hitam dan basah.
Kondisi Mesin: Hampir 90% gangguan mesin yang disebabkan oleh busi, dikarenakan
kotor oleh endapan karbon (carbon fouling), kotor oleh endapan oli dan kotor
oleh endapan timah hitam.
Penyebabnya:
1. Kerusakan pada piston ring (piston ring aus) atau renggangnya klep tidak
tepat.
2. Campuran gas bensin dan udara berlebihan (terlalu banyak bensin)
3. Pada mesin 2 tak, campuran oli terlalu banyak/melebihi pemakaian standar.
4. Mesin baru saja turun mesin (overhaul) dimana pada waktu pemasangan bagian
mesin menggunakan banyak oli
Solusi:
1. Ganti/perbaiki bagian mesin yang sudah aus/rusak.
2. Stel/bersihkan karburator.
3. Gantilah busi dengan nomor tingkat panas busi yang setingkat lebih panas
(nomor kecil)
4. Pada mesin 2 tak, stel pompa oli sesuai dengan standar
5. Gunakan Spesifikasi oli mesin yang tepat (sesuai Standar) dan bermutu baik.
-KOTORAN OLEH TIMAH HITAM
Ciri: Insulator berwarna kuning juga coklat
Kondisi Mesin: Mesin terasa tersendat-sendat pada waktu menambah kecepatan
(akselerasi) atau pada waktu kecepatan tinggi.
Penyebabnya: Bensin yang bercampur dengan senyawa timah hitam. Bekas pembakaran
senyawa ini, menempel pada ujung busi. Bila kendaraan akselerasi atau dengan
kecepatan tinggi, senyawa itu akan meleleh sehingga menimbulkan kebocoran
listrik dan kegagalan pembakaran.
Solusi:
1. Gantilah busi dengan nomor tingkat panas busi yang setingkat lebih panas
(nomor kecil)
2. Pergunakan bensin premium
3. Jangan mengemudi dengan kecepatan rendah terlalu lama
-KOTORAN OLEH ENDAPAN (DEPOSIT FOULING)
Ciri: Endapan sisa penbakaran atau kerak busi, banyak menempel pada permukaan
insulator dan elektroda busi dengan warna yang bermacam-macam.
Kondisi Mesin: Terasa ada gangguan pembakaran pada waktu menambah kecepatan
atau pada waktu kecepatan tinggi.
Penyebabnya:
1. Oli yang dipakai kurang baik mutunya.
2. Saringan udara tidak ada (dilepas).
3. Untuk mesin 4 tak, oli mesin naik ke ruang bakar (piston & piston ring
aus).
Solusi:
1. Perbaiki/ganti bagian yang rusak.
2. Perbaiki/ganti saringan udara.
3. Pergunakanlah oli yang bermutu baik dan campuran yang tepat
4. Gunakan Spesifikasi oli mesin yang tepat (sesuai Standar) dan bermutu baik.
-PANAS BERLEBIHAN (OVER HEATING)
Ciri: Bagian insulator berwarna putih pucat dan elektroda-elektrodanya terbakar
berwarna keungu-unguan serta terlihat aus. Bila kondisi ini diteruskan,
ujung-ujung elektrodanya dapat meleleh.
Kondisi Mesin: Tenaga mesin menjadi hilang dan kecepatan pun berkurang. Hal ini
timbul apabila dalam kecepatan tinggi, pendakian yang lama atau dengan muatan
yang berat. Bila elektroda busi sudah meleleh, pistonpun dapat menjadi rusak
(berlubang).
Penyebabnya:
1. Kekeliruan memilih nomor tingkat panas busi.
2. Waktu penyalaan (ignition timing) terlalu cepat.
3. Sistim pendinginan kurang baik.
4. Campuran gas bensin dan udara terlalu tipis (terlalu banyak udara).
Solusi:
1. Pergunakanlah busi dengan nomor tingkat panas busi (heat range) yang
setingkat lebih dingin.
2. Sesuaikanlah waktu pengapian (ignition -> timing).
3. Periksa/perbaiki sistim pendinginan
4. Stel dan bersihkan karburator.