Sunday, 13 April 2014

(Maintenance) Planning and Scheduling

Pasa saat awal Maintenance And Repair Contract (MARC) PT. Trakindo Utama dimulai di PT. Freeport Indonesia, di Grasberg, Tembagapura, maintenance operation secara umum dijalankan  oleh group maintenance planner dan daily operation, karena group strategy masih dijalankan di head office, Jakarta.  Job assignment saya datang pertama di Tembagapura adalah sebagai  planner.
Caterpillar OHT 793 = 102 unit dan OHT 797 = 12 unit adalah MARC fleet yang menjadi tanggung jawab kami. Adapun yang menjadi tanggung jawab planner adalah :
  1. Menyusun Weekly dan Daily Plan untuk pekerjaan PM, PCR & Backlog,
  2. Manjalankan aktivitas Health Planning, yaitu : inspections (daily), electronic downloads (VIMS, ET, etc), Scheduled Oil Sampling, lubrication and top-up oils, monitoring of application and operating practices, monitoring equipment.
  3. Membuka semua Work Orders untuk planned work,
  4. Mengorder Parts, build of material (BOM), memastikan tooling.
  5. Memastikan manpower planning.
Performance measurement yang digunakan untuk mengukur kinerja planning antara lain :
  1. Service Accuracy
  2. Backlog Ageing
  3. Planning Efficiency
Planning menjadi jembatan antara strategy dan operation, dimana planner bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kegiatan yang sudah di-setup oleh strategy bisa terlaksana oleh operation. Kata lain dari planner yang mudah dipahami adalah event organizer. Target dari planning efficiency adalah 80% downtime & cost dari maintenance activity
Fokus dari planning dalam melaksanakan tugasnya adalah efisiensi, dimana dengan planning yang berkualitas dan informasi yang akurat proses pekerjaan bisa terlaksana sesuai dengan alokasi waktu dan biaya.
 
Sumber : Levitt & Nyman, 2001, 
Maintenance Planning, Scheduling, and Coordinating, NY, USA

Dari model maintenance iceberg terlihat bahwa biaya/cost yang diakibatkan dari proses maintenance tidak hanya berdampak pada sisi operasional maintenance, namun dampak yang sangat besar akan timbul pada sisi production dan bisnis pada umumnya.
Pada praktek di lapangan sering kali terjadi pententangan kepentingan antara pihak maintenance dan production bahkan safety. Oleh karena itu koordinasi lintas fungsional dan hirarki perlu dilakukan untuk memastikan bahwa excution management terlaksana sesuai hasil yang diinginkan.

Salam



Daftar Isi:

2 Comments
Tweets
Komentar

2 comments:

Unknown said...

PAK mau tanya untuk reporting menggunakan excel atau menggunakan cmms ?

Man Medan said...

mks

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons